Sebuah obrolan di dunia maya bersama seorang teman lama belum lama ini membawa kami sekilas pada topik kartu kredit. Saat saya menyebutkan penerbit satu-satunya kartu kredit yang saya punyai, spontan teman saya menyahut, "Berapa bunganya?"
Sebenarnya ini pertanyaan yang lumrah saja kan? Wajar dong, kalau kita ingin tahu suku bunga utang suatu produk kartu kredit? Sekedar menggali info untuk membandingkannya dengan produk lain kan bolah-boleh saja?
Mmmm, memang wajar sih. Lumrah-lumrah saja. Namun, menurut saya, menjadikannya sebagai pertanyaan pembuka merupakan sinyal bahaya.
Di mana letak bahayanya? Saat seseorang spontan bertanya tentang bunga sebuah kartu kredit, sangat mungkin ada kecenderungan bahwa dia akan 'membolehkan' atau 'memaklumi' jika dirinya tidak membayar sebelum tenggat yang ditetapkan. Ada sikap mental yang seolah permisif terhadap menumpuk utang dengan bunga selangit ala kartu kredit. Secara tidak sadar dia telah mengindikasikan bahwa di masa datang cukup besar kemungkinan baginya menunggak tagihan.
Saya rasa sikap inilah yang mestinya kita benahi. Saya berpendapat bahwa kartu kredit adalah salah satu alternatif cara pembayaran yang penggunaan dan pelunasan tagihannya harus selalu dikontrol dengan disiplin ekstra agar kita tidak sampai terimbas bunga sama sekali. Ia memang pintu berbagai kepraktisan dan fasilitas, namun saya tegaskan bahwa sekuat tenaga kita harus PASTIKAN bahwa jeratan bunga tidak mencekik leher kita.
Saya berpendapat bahwa 'limit kredit' yang dipunyai sebuah kartu tidaklah terlalu relevan untuk kita cermati. Yang harus kita jaga adalah disiplin untuk selalu membatasi diri kita dalam pemakaiannya. Kita perlu menetapkan 'limit kredit' untuk diri sendiri, misalnya: maksimum sepertiga dari pendapatan bulanan.
Sampai di sini Anda mestinya sudah bisa menebak arah tulisan saya. Ya, dari tadi memang saya hanya mencari pembenaran atas keteledoran saya, yang sampai saat saya mengetik baris ini, benar-benar lupa berapa sebenarnya bunga utang kartu kredit saya, hahahaha...
Saya tidak bercanda, sesungguhnya buat apa kita peduli berapa bunga kartu kredit kita kalau sejak saat pertama kali mengajukan permohonan kepemilikannya, kita sudah tahu persis manfaat dan bahayanya? Apakah Anda perlu menanyakan seberapa parah kemungkinan Anda terluka saat seorang teman menceritakan seperangkat pisau dapur baru miliknya?
Sebenarnya ini pertanyaan yang lumrah saja kan? Wajar dong, kalau kita ingin tahu suku bunga utang suatu produk kartu kredit? Sekedar menggali info untuk membandingkannya dengan produk lain kan bolah-boleh saja?
Mmmm, memang wajar sih. Lumrah-lumrah saja. Namun, menurut saya, menjadikannya sebagai pertanyaan pembuka merupakan sinyal bahaya.
Di mana letak bahayanya? Saat seseorang spontan bertanya tentang bunga sebuah kartu kredit, sangat mungkin ada kecenderungan bahwa dia akan 'membolehkan' atau 'memaklumi' jika dirinya tidak membayar sebelum tenggat yang ditetapkan. Ada sikap mental yang seolah permisif terhadap menumpuk utang dengan bunga selangit ala kartu kredit. Secara tidak sadar dia telah mengindikasikan bahwa di masa datang cukup besar kemungkinan baginya menunggak tagihan.
Saya rasa sikap inilah yang mestinya kita benahi. Saya berpendapat bahwa kartu kredit adalah salah satu alternatif cara pembayaran yang penggunaan dan pelunasan tagihannya harus selalu dikontrol dengan disiplin ekstra agar kita tidak sampai terimbas bunga sama sekali. Ia memang pintu berbagai kepraktisan dan fasilitas, namun saya tegaskan bahwa sekuat tenaga kita harus PASTIKAN bahwa jeratan bunga tidak mencekik leher kita.
Saya berpendapat bahwa 'limit kredit' yang dipunyai sebuah kartu tidaklah terlalu relevan untuk kita cermati. Yang harus kita jaga adalah disiplin untuk selalu membatasi diri kita dalam pemakaiannya. Kita perlu menetapkan 'limit kredit' untuk diri sendiri, misalnya: maksimum sepertiga dari pendapatan bulanan.
Sampai di sini Anda mestinya sudah bisa menebak arah tulisan saya. Ya, dari tadi memang saya hanya mencari pembenaran atas keteledoran saya, yang sampai saat saya mengetik baris ini, benar-benar lupa berapa sebenarnya bunga utang kartu kredit saya, hahahaha...
Saya tidak bercanda, sesungguhnya buat apa kita peduli berapa bunga kartu kredit kita kalau sejak saat pertama kali mengajukan permohonan kepemilikannya, kita sudah tahu persis manfaat dan bahayanya? Apakah Anda perlu menanyakan seberapa parah kemungkinan Anda terluka saat seorang teman menceritakan seperangkat pisau dapur baru miliknya?
No comments:
Post a Comment