Monday, June 13, 2005

Hattrick

Duluuu, entah di posting yang mana, aku pernah 'berjanji' untuk menulis tentang subjek yang satu ini. Buat Anda penggemar sepakbola, kemungkinan besar imajinasi akan langsung terarah ke seorang pemain yang mencetak tiga gol dalam sebuah pertandingan. Anda tidak sepenuhnya salah. Tapi untuk kali ini kita tak akan bicara tentang gol sama sekali.

Sejatinya diambil dari salah satu istilah populer dalam sepakbola, Hattrick kini seperti telah mempunyai definisi baru di dunia maya. Ia adalah web based online game terbesar dengan ide dasar manajemen klub sepakbola maya. Sepenuhnya maya, karena klub yang ditangani memang klub khayalan dengan pemain, stadion, staf dan tetek bengek lainnya yang serba khayalan juga.

Kalau Anda pernah memainkan Championship Manager (CM) yang legendaris itu di PC Anda, maka HT (demikian Hattrick biasa disingkat), sesungguhnya tak terlalu berbeda. Bedanya adalah bahwa tidak ada Ronaldo, Juventus atau Alex Ferguson di sana. Yang ada adalah pemain-pemain 'buatan' dan 'manajer-manajer' sejawat Anda yang seperti Anda, bermain di PC rumah, kantor atau di warnet-warnet. Dan yang paling prinsip adalah bahwa HT ini bersifat real time. Artinya, satu hari di sana adalah sama dengan satu hari real life. Kalau dijadwalkan tim kita bertanding dengan 'Maung Bandung FC', rival abadi tim kita, pada pertandingan Indonesia Cup besok Rabu jam 1 siang, ya memang besok Rabu jam 1 siang kita bisa 'menyaksikan' pertandingan itu. Minute by minute. Secara teks, bukan grafis.

HT


Game ini sangat adiktif bagi para penggemar online strategy game. Minggu lalu HT semakin menabalkan diri sebagai yang terbaik (baca: terpopuler) setelah jumlah world wide user-nya mencapai angka 600 ribu! Di Indonesia sendiri, jumlah pemain HT belum mencapai 2000 orang, namun angka ini terus bertambah. Sekedar info, kalau aku login pada jam-jam sibuk HT (sekitar jam 9-10 malam WIB alias sore hari di Eropa dan pagi hari di Amerika), jumlah pengguna HT lain yang juga online rata-rata sekitar 35 ribuan. Karenanya, server game ini di Swedia sana - negeri asal game ini - sampai harus lebih dari 20 unit.

Oya, game ini gratis! Anda bisa menjadi seorang 'HT-Supporter' dengan membayar sejumlah uang untuk mendapatkan feature-feature tambahan (misalnya statistik pertandingan yang lebih lengkap, dsb). Namun tanpa itu, Anda tetap bisa menikmati HT.

Apakah seseorang harus menghabiskan waktu berjam-jam tiap hari untuk bisa 'jago' di game ini? Apakah setiap ada pertandingan ia harus online mantengin komputernya? Tidak! Dengan login dua kali seminggu, masing-masing setengah jam saja, Anda sudah bisa menjalankan klub Anda dengan baik. Tapi seorang HT mania tak akan sanggup lama-lama offline. Meskipun ia tahu tidak ada update apa-apa hari Selasa jam 4 sore, misalnya, bila ada koneksi internet, ia akan tetap login mungkin untuk melihat-lihat taktik apa yang dipakai calon lawannya di liga minggu ini pada pertandingan sebelumnya. Bisa juga ia hanya sekedar masuk ke 'Conference' dan berbincang dengan para manajer lain dari seantero jagat. Tentang strategi tim, jual beli pemain bahkan tentang Miss Universe dan hal-hal di luar HT lainnya.

Ya, HT juga telah menjadi komunitas. Di Indonesia telah beberapa kali diadakan kopi darat (kopdar) para user, di antaranya di Jakarta, Bandung dan Medan. Aku sih malah belum pernah ikut, hehe3 (sorry guys... yang 2 minggu lagi di Plaza Semanggi kayaknya nggak bisa ikut juga). Aku juga aktif di tim penerjemah HT untuk Indonesia. Kami punya milis tersendiri. Tentu saja kami melakukannya secara sukarela, murni karena menyenangi game ini. Tak lama lagi HT bisa lebih mudah dipahami user-nya di sini setelah semua peraturan dan pada akhirnya tampilannya bisa disajikan dalam Bahasa Indonesia.

Sebagai pemain yang masih termasuk baru (masih bayi nih, baru jalan 10 bulan), aku menemukan keasyikan tersendiri di sini. HT bisa menjadi hiburan dari kejenuhan kerja dan teman di saat sepi jauh dari keluarga. Aku juga mendaftar dan memainkan game-game online sejenis (yang rata-rata terinspirasi HT dan ingin mengikuti kesuksesannya), namun sejauh ini HT tetap yang paling matang dan sempurna. Bottom line is: I enjoy this game (have been improving my English here as well)! Mengutip ucapan seorang teman engineer dari Malaysia setelah 'kutulari' demam HT: I'm now a full time fantasy football manager. Engineer is just my part time job :)
Buat Anda penggila game strategi: awas, kalau Anda sudah terjerat HT, bakalan susah lho melepaskan diri. Jadi sebaiknya Anda berpikir dua kali sebelum klik di sini untuk mendaftar...

Misscall SBY Ah...

Geli juga melihat berita di TV dan koran tadi pagi tentang nomer ponsel 'pengaduan' yang disediakan Presiden untuk umum baru-baru ini. Kabarnya karena inbox-nya penuh dengan cepat, pesan baru tak bisa masuk. SBY segera menginstruksikan untuk menambah lima buah 'line' lagi agar hal ini tak terulang.

Kira-kira menyelesaikan masalah nggak ya? Kok ya naif banget, dulu nggak memperhitungkan aspek 'keisengan' dalam pertimbangan efektivitas layanan ini? Bisa saja kan SMS yang masuk cuma berisi hal-hal nggak penting? Dari sekian juta pengguna ponsel kan banyak tuh yang jarinya sering gatel bukan karena jamur?

"Salam manis buat Pak SBY," atau "Halo, SBY lagi di mana nich?" atau mungkin yang terkesan lebih serius namun tak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya (baca: bukan iseng lagi, tapi sudah berniat mengacau, memfitnah, dsb), atau... Apa lagi ya? Tau ah, males nulis lagi. Mau miskol Sang Presiden Era Seluler dulu...

Wednesday, June 01, 2005

Bebas Tembakau

Lho, jadi kemarin itu Hari Bebas Tembakau Dunia (World No Tobacco Day)? Kok aku nggak tau ya? Kayaknya perlu lebih sering ngikutin berita nih biar nggak kuper gini.

Yup, hari dimana semua orang diharapkan menikmati 24 jam tanpa asap rokok itu memang jatuh pada 31 Mei. For some reason. Aku perlu ngecek beberapa referensi untuk tahu mengapa tanggal itu yang dipilih. Until then, aku ingin merenung sejenak, mengapa bahkan momen seperti itu perlu diadakan in the first place.

Ada orang hobi makan es krim, ada yang doyan jeroan, ada juga yang ketagihan minum bir. Dan jelas, banyak sekali yang nggak bisa lepas dari rokok. Masing-masing kegemaran itu punya bahaya laten bila dituruti terlalu sering (well, kata 'terlalu' sendiri emang nggak pernah baik efeknya), tapi rokoklah yang sepertinya paling luas dan parah efek merusaknya. Mengapa? Karena rokok menyebarkan asapnya (baca: bahayanya) hampir setiap saat, di semua tempat, tak peduli kepada siapa.

Dengan segala potensi bahaya yang dikandungnya (begitu banyaknya zat kimia dalam rokok, bila hendak ditulis semua di kemasannya, mungkin nggak bakal ada tempat lagi buat menaruh merk rokok itu sendiri di sana), aku benar-benar nggak habis pikir mengapa begitu banyak orang bisa menggemarinya. Kok tega-teganya seseorang dengan sadar menggerogoti kesehatan tubuhnya sendiri - dan pada gilirannya kesehatan orang-orang di sekitarnya: keluarga - yang katanya dicintainya?

Image hosted by Photobucket.com


"Ok deh, kalo gitu gue nggak akan ngerokok kalo istri atau anak gue lagi ama gue. Kalopun ada apa-apa, biar gue sendiri yang tanggung akibatnya." Hanya orang bodoh yang berpikir ini menyelesaikan masalah. Menanggung secara fisik mungkin iya, tapi apakah kalau seorang bapak sakit dibantai rokok, istri dan anaknya tak akan menanggung akibat lainnya? Anggaran bulanannya untuk rokok saja mungkin sudah cukup besar bila selama ini ditabung, bukan 'dibakarnya'.

"Ok deh, gue nggak bakal ngerokok di tempat umum atau ruangan ber-AC." Yang berfilosofi 'tidak merugikan orang lain' ini memang lebih baik daripada orang-orang tak beradab yang merokok anywhere they want to. Tapi apakah dengan tidak merugikan orang lain, kita jadi punya hak untuk merugikan diri sendiri? Atau apakah mereka berpikir bahwa kenikmatan setiap batang rokok yang mereka hisap sebanding dengan harga yang mereka bayar, and above all, kerugian fisik yang akan mereka tanggung?

Setiap manusia dibekali hati dan akal. Namun sedikit sekali yang bisa menggunakan dan mesinergikannya dengan benar. Seorang perokok jelas tidak termasuk yang sedikit itu.