Geli juga melihat berita di TV dan koran tadi pagi tentang nomer ponsel 'pengaduan' yang disediakan Presiden untuk umum baru-baru ini. Kabarnya karena inbox-nya penuh dengan cepat, pesan baru tak bisa masuk. SBY segera menginstruksikan untuk menambah lima buah 'line' lagi agar hal ini tak terulang.
Kira-kira menyelesaikan masalah nggak ya? Kok ya naif banget, dulu nggak memperhitungkan aspek 'keisengan' dalam pertimbangan efektivitas layanan ini? Bisa saja kan SMS yang masuk cuma berisi hal-hal nggak penting? Dari sekian juta pengguna ponsel kan banyak tuh yang jarinya sering gatel bukan karena jamur?
"Salam manis buat Pak SBY," atau "Halo, SBY lagi di mana nich?" atau mungkin yang terkesan lebih serius namun tak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya (baca: bukan iseng lagi, tapi sudah berniat mengacau, memfitnah, dsb), atau... Apa lagi ya? Tau ah, males nulis lagi. Mau miskol Sang Presiden Era Seluler dulu...
Berhijab
8 years ago
No comments:
Post a Comment