Nggak biasanya aku nulis tentang politik. Tapi sekali-sekali bolehlah karena memang yang lagi hangat adalah agenda persiapan Pemilu 2009: babak penyisihan partai-partai calon peserta Pemilu.
Aku nggak habis pikir mengapa begitu bejibun partai baru bermunculan. Apa memang aspirasi mereka ini benar-benar tidak terwakili partai-partai yang sudah ada (yang sudah banyak ini)? Atau jangan-jangan ini murni karena ambisi berkuasa (dan menangguk harta) semata? Apa karena ingin tampil saja, seperti segolongan dari peserta audisi Indonesian Idol yang tau persis kemampuan menyanyinya amburadul tapi tetap daftar dan datang audisi?
Bagi kami yang bukan politikus, semakin banyak partai adalah kabar buruk. Biaya yang ditanggung negara semakin besar. Dari mana dananya diambil? Ya dari kas negara, dana yang semestinya lebih berguna di sektor lain daripada dihabiskan untuk operasional partai dan biaya kampanye janji surga (serta hal-hal 'lain').
Aku sempat berpikir, kalau memang nanti banyak sekali partai yang lolos untuk Pemilu, bukan kertas suara lagi yang dicetak berjuta-juta itu. Tapi mungkin jadinya buku suara. Duitnya dari mana? Waduh ngeri, Pemilu jadi makin mahal saja :-(
Belum lagi dagelan partai-partai lama. Konflik internal terjadi di beberapa partai yang mestinya sudah mapan ini. Rebutan kepengurusan, beda tafsir AD/ART dan berbagai dagelan lain.
Muaranya sama: partainya pecah, terus jumlah partai bertambah juga akhirnya. Weleh-weleh. Duitnya dari mana?
Wahai Bapak-Ibu politikus partai di sana, bagaimana kami hendak mempercayakan negeri ini ke tangan Anda? Lha wong Anda ngurusi partai sendiri saja eker-ekeran.
Kapan ya negeri ini ditangani para negarawan sejati, bukan politikus-politikus terussss...
Aku nggak habis pikir mengapa begitu bejibun partai baru bermunculan. Apa memang aspirasi mereka ini benar-benar tidak terwakili partai-partai yang sudah ada (yang sudah banyak ini)? Atau jangan-jangan ini murni karena ambisi berkuasa (dan menangguk harta) semata? Apa karena ingin tampil saja, seperti segolongan dari peserta audisi Indonesian Idol yang tau persis kemampuan menyanyinya amburadul tapi tetap daftar dan datang audisi?
Bagi kami yang bukan politikus, semakin banyak partai adalah kabar buruk. Biaya yang ditanggung negara semakin besar. Dari mana dananya diambil? Ya dari kas negara, dana yang semestinya lebih berguna di sektor lain daripada dihabiskan untuk operasional partai dan biaya kampanye janji surga (serta hal-hal 'lain').
Aku sempat berpikir, kalau memang nanti banyak sekali partai yang lolos untuk Pemilu, bukan kertas suara lagi yang dicetak berjuta-juta itu. Tapi mungkin jadinya buku suara. Duitnya dari mana? Waduh ngeri, Pemilu jadi makin mahal saja :-(
Belum lagi dagelan partai-partai lama. Konflik internal terjadi di beberapa partai yang mestinya sudah mapan ini. Rebutan kepengurusan, beda tafsir AD/ART dan berbagai dagelan lain.
Muaranya sama: partainya pecah, terus jumlah partai bertambah juga akhirnya. Weleh-weleh. Duitnya dari mana?
Wahai Bapak-Ibu politikus partai di sana, bagaimana kami hendak mempercayakan negeri ini ke tangan Anda? Lha wong Anda ngurusi partai sendiri saja eker-ekeran.
Kapan ya negeri ini ditangani para negarawan sejati, bukan politikus-politikus terussss...