Dalam obrolan ringanku bersama beberapa teman sekantor tentang teman sekantor lain (ok, ok, I admit it: kami nggosip) terkuak fakta bahwa sang objek berita, yang baru dalam hitungan bulan istrinya meninggal dunia, telah melangsungkan akad nikah lagi.
Temanku bilang, kaum hawa di kantor sepakat berkomentar: "Memang lelaki begitu sih..."
Dan saat aku pulang ke rumah lalu menyelipkan kabar itu dalam bincang mesra bersama istri (halah), komentar dia pun sama - bahkan kata-katanya pun persis plek, kayak forward-an sms: "Memang lelaki begitu sih..."
Hmmm... Sebenarnya, sejujurnya, kalau kita mau melihat dari sisi berbeda, komentar yang timbul untuk berita jenis ini bisa berbalik arah:
"Memang dasar perempuan..."
"Lho, kok perempuan yang didasar-dasarkan?"
"Lha iya, nggak bisa lihat duda mapan baru. Begitu ada yang lewat, langsung aja: iya Bang, ayuk kita ke penghulu..."
*pakai helm terus ngumpet*
Temanku bilang, kaum hawa di kantor sepakat berkomentar: "Memang lelaki begitu sih..."
Dan saat aku pulang ke rumah lalu menyelipkan kabar itu dalam bincang mesra bersama istri (halah), komentar dia pun sama - bahkan kata-katanya pun persis plek, kayak forward-an sms: "Memang lelaki begitu sih..."
Hmmm... Sebenarnya, sejujurnya, kalau kita mau melihat dari sisi berbeda, komentar yang timbul untuk berita jenis ini bisa berbalik arah:
"Memang dasar perempuan..."
"Lho, kok perempuan yang didasar-dasarkan?"
"Lha iya, nggak bisa lihat duda mapan baru. Begitu ada yang lewat, langsung aja: iya Bang, ayuk kita ke penghulu..."
*pakai helm terus ngumpet*
3 comments:
Memang lelaki begitu sih.
Huahahahaha... kabuuur...
Dari sisi perempuan:
"Gile, cepet banget dirimu melupakan diriku.. hanya dalam hitungan bulan! Segitu tidak berartinyakah diriku bagi dirimu? walaupun alasan dirimu adalah demi ada yang mengurus anak..."
Kalo gue pribadi malah takut sama alasan "demi anak" ini. Gue sebagai wanita tentu saja merasa nggak akan ada wanita lain yang bisa memberikan yang lebih baik ke anak-anak kandung gue dibanding ibu kandungnya sendiri.. in case gue menghadap Tuhan lebih dulu.
wah si aa' bond, topiknya asik juga =P
firstly, emang dah lupa ya, kok itungan bulan udah bisa tidur (nikah-red) sama orang lain...
secondly, emang ngga biasa ngurus anak dan rumah ya, sampe butuh orang lain ASAP buat urusan domestik...
thirdly, urusan hati (dan badan?) siapa yang boleh menghakimi...
gitu aja kok repot ^^
Cepet nikah lagi,salah.Ga nikah2 dikatain ga laku.Punya istri 4 dibilang ga bisa adil. Pusyying..
Post a Comment