Dalam obrolan ringanku bersama beberapa teman sekantor tentang teman sekantor lain (ok, ok, I admit it: kami nggosip) terkuak fakta bahwa sang objek berita, yang baru dalam hitungan bulan istrinya meninggal dunia, telah melangsungkan akad nikah lagi.
Temanku bilang, kaum hawa di kantor sepakat berkomentar: "Memang lelaki begitu sih..."
Dan saat aku pulang ke rumah lalu menyelipkan kabar itu dalam bincang mesra bersama istri (halah), komentar dia pun sama - bahkan kata-katanya pun persis plek, kayak forward-an sms: "Memang lelaki begitu sih..."
Hmmm... Sebenarnya, sejujurnya, kalau kita mau melihat dari sisi berbeda, komentar yang timbul untuk berita jenis ini bisa berbalik arah:
"Memang dasar perempuan..."
"Lho, kok perempuan yang didasar-dasarkan?"
"Lha iya, nggak bisa lihat duda mapan baru. Begitu ada yang lewat, langsung aja: iya Bang, ayuk kita ke penghulu..."
*pakai helm terus ngumpet*
Temanku bilang, kaum hawa di kantor sepakat berkomentar: "Memang lelaki begitu sih..."
Dan saat aku pulang ke rumah lalu menyelipkan kabar itu dalam bincang mesra bersama istri (halah), komentar dia pun sama - bahkan kata-katanya pun persis plek, kayak forward-an sms: "Memang lelaki begitu sih..."
Hmmm... Sebenarnya, sejujurnya, kalau kita mau melihat dari sisi berbeda, komentar yang timbul untuk berita jenis ini bisa berbalik arah:
"Memang dasar perempuan..."
"Lho, kok perempuan yang didasar-dasarkan?"
"Lha iya, nggak bisa lihat duda mapan baru. Begitu ada yang lewat, langsung aja: iya Bang, ayuk kita ke penghulu..."
*pakai helm terus ngumpet*