Thursday, April 14, 2005

IPK

Aku benar-benar nggak tahan untuk tidak menceritakan ini. So, here it goes...

Seorang teman kos, sebut saja Bunga - jangan harap setelah ini ada adegan perkosaan lho, he3 - melihat sepintas curriculum vitae-ku dan kemudian berkomentar tentang IPK yang tercantum di sana. Isi komentarnya sendiri, memuji atau mengejek, nggak perlu kucantumkan di sini ;-p Dia lalu bertanya,

"IP pas awal-awal kuliah gimana, Mas?"

"Ya justru di semester-semester awal aku menabung nilai sehingga IPK akhir bisa lumayan. Sejak semester lima sampai akhir aku lebih banyak maen sih."

Dengan lugu dia menyambut dengan pertanyaan susulan,

"Lho, emangnya IPK itu dihitung sejak semester 1 sampai akhir ya?"

"Nah lo, jadi selama ini kamu pikir IPK itu apa?"

"Yaaa, takpikir sih IP yang dicantumin di CV untuk nyari kerja itu cuman IP semester-semester akhir aja, tahun terakhirlah..."

"Ya enggak dong. Namanya aja kumulatif, ya semua nilai dijumlahkan terus dibagi jumlah SKS total," aku menerangkan masih dengan mimik terbengong-bengong.

"Wah, gimana dong kalau gitu. Selama ini aku nyantai-nyantai aja, kirain IP semester-semester awal gak diperhitungkan," semburnya lagi tanpa beban.

Aku tambah bengong lagi. Nggak percaya bahwa keonengan ini terjadi pada seorang mahasiswi semester empat sebuah PTN ternama di Salemba...

Tuesday, April 12, 2005

Bowling

Ketika akhir pekan lalu ada ajakan main bowling dari teman kantorku, yang terlintas di benakku cuman "Ngapain sih pakai acara bowling segala, apa nggak ada olahraga lain? Mana aku belum pernah lagi - boro2 main, nyentuh bolanya aja belum. Bakalan malu2in nih nanti... Ah, tapi what the heck-lah, harus docoba nih - mumpung dibayarin ;-p. Biar gak gagap pergaulan banget, he3..."

Dan... kami pun berangkat sepulang kerja Jumat lalu. Itu tuh di belakang 21 Plaza Senayan. Total ada 12 orang. Dan ternyata hanya 3 orang saja yang pernah atau rutin main. Sementara yang lain masih debutan juga. Guess what, termasuk yang ngajak juga! Ahh, lega deh, banyak temennya. Mau kalah telak pun nggak apa-apa, asal nggak jatuh atau keseleo - seperti seorang mbak-mbak berjilbab yang menangis dengan tangan kanan diluruskan saat didorong di atas kursi beroda oleh teman-temannya (yang beberapa di antaranya sibuk menelpon) bersama para petugas bowling alley itu. Mungkin dia terjatuh atau salah lempar sampai ada yang salah dengan persendian bahunya... Cleguk, I didn't know this relatively 'sissy' sport can be so dangerous too...


Me and my office mates after the game


And I found that, yes, I suck at bowling. Di antara para newbie lain pun aku termasuk 3-4 orang yang paling jeblok skornya - skor yang sampai selesai main pun masih membingungkanku bagaimana sih sebenarnya cara ngitungnya. It was fun (mainly the teasing and screaming part ;-p), but I know that basketball or futsal court are still places with a whole lot more fun for me. Especially when I found out how much money my friend had to pay that night (2 rounds of game plus shoes rent plus drinks for 12 people...). Pffhh, I was glad it wasn't me who had to spend so much cash just to throw some hard heavy balls...