Terlepas dari jadwal rotasi yang panjang, dus waktu berjauhan dengan keluarga yang lama pula, seperti kukeluhkan sebelumnya, sungguh banyak yang harus aku syukuri di tempat kerjaku sekarang. Dan dalam perjalananku ke sini, ternyata, berbagai hal yang berbau 'kebetulan' banyak menyertai.
Cerita bermula empat setengah tahun yang lalu, di masa pencarian kerja selepas lulus dari kawah candradimuka perkuliahan. Dengan kalapnya, berpuluh surat lamaran aku sebar ke berbagai penjuru. Sesuai bidang ilmuku, sebuah tujuan ideal bernama 'pabrik kimia' menjadi target utama. Salah satunya adalah pabrik pupuk pelat merah di timur Jakarta.
Saat dipanggil tes tahap pertama, dalam perjalanan dengan bus, aku ditelepon oleh seorang recruiter dari perusahaan yang akhirnya 'memperjakai ke-fresh-graduate-anku'. Suaranya di telepon tak jelas, bahkan aku lupa apa aku pernah melamar ke mereka (maklum, saking banyaknya surat lamaran yang kukirim via email). Aku cuma bilang, "Can you please call me back or send me an email, I can barely hear you."
Dan aku tetap berkonsentrasi menembus tes pertama pabrik ini (apalagi setelah lima bulan sebelumnya gagal terus di kancah persaingan memburu kerja, tekanan semakin terasa), melupakan si penelepon misterius tadi.
Oke, singkat cerita, tes pertama lolos. Tes berikutnya adalah seleksi maraton selama empat hari di tempat yang sama beberapa minggu kemudian.
Sang recruiter misterius dari perusahaan antah-berantah kembali menelepon, dia menanyakan kapan aku bisa ke Jakarta untuk interview. Kuputuskan untuk mendekatkannya dengan jadwal tesku di pabrik pupuk, biar sekali jalan.
Aku ingat waktu itu aku berangkat dengan KA ekonomi (seperti biasa) menuju Stasiun Pasar Senen. Senin jam 4 subuh aku sudah tiba di Senen. Jadwal wawancara adalah jam 2 siang. Hahaha, jadi ingat waktu aku leyeh-leyeh di musola stasiun bersama para pengamen menunggu siang. Yap, mandinya di stasiun juga :-)
Saat akhirnya tiba di kantor yang kucari - I was an hour early - Pak Tukang Ojek bertanya, "Kerja di sini, Mas?" Mungkin dia heran melihat seseorang bertampang ndeso membawa tas besar yang diantarnya dari stasiun kelas dua ternyata bertujuan sebuah gedung yang lumayan bagus. "Belum, baru mau tes," jawabku.
Saat akhirnya tiba di kantor yang kucari - I was an hour early - Pak Tukang Ojek bertanya, "Kerja di sini, Mas?" Mungkin dia heran melihat seseorang bertampang ndeso membawa tas besar yang diantarnya dari stasiun kelas dua ternyata bertujuan sebuah gedung yang lumayan bagus. "Belum, baru mau tes," jawabku.
Seorang Bapak Security di pos penjagaan juga sempat heran melihat barang bawaanku, "Dari kampung ya?" tegurnya sinis. Jujur, aku mangkel mendengar ucapan itu.
Kita skip saja bagian interview, standarlah itu. Setelah keluar dari kantor itu, segera kucari warung kakilima untuk sekedar bertanya rute ke Terminal Pulogadung dan mengganti sepatu 'kantoran'-ku dengan sandal yang lebih nyaman untuk berperjalanan. Journey to 'karantina di Karawang' baru akan dimulai.
2 comments:
Hahahaha...
Kisah yang serupa..
rasanya pernah ngalamin juga..
;)
Kang Bon, ceritanya kurang lengkap, terutama perjalanan pulang Cikampek Jogja-nya....
Anyway, untuk orang dengan otak sekaliber engkau dan juga dengan attitute sebaik kau ini, pekerjaan apapun dimanapun akan kau libas dengan sukses......
Post a Comment