"Tau nggak, Yah, Pak RT kita kemarin belanja kembang api buat tahun baruan habis 800 ribu lho," begitu cerocos istriku di telepon semalam.
Nggak usah jauh-jauh ke Monas atawa Ancol, di lingkungan RT-ku sendiri, 'membakar uang' dalam jumlah tak sedikit di pesta pora tahun baru ternyata adalah hal yang lumrah. Masih mendingan dibelikan makanan kan? (Yeaahh, akan mendingan lagi kalau uang itu disumbangkan ke korban banjir, dsb, dst, but we're no angels, right?)
Pasti sudah banyak posting, tulisan, artikel tentang hal ini. Dan dari tahun ke tahun, gugatan tentang kebiasaan 'buang-buang uang untuk hura-hura malam tahun baru' pasti akan selalu terulang. Apakah memang kitanya yang ndableg (maaf, pakai Bahasa Jerman) atau kurang bernurani atau sudah sedemikian butuhkah kita akan pesta tahun baru ini? Sudah sedemikian wajibkah hiburan 'bakar-bakaran' itu bagi kita?
Akhirnya, selamat tahun baru bagi yang merayakannya.
3 comments:
brarti lingkungan tempat tinggalmu ki kompleks elit ndan, neng nggonku ki nek taun baruan yo nonton dangdutan :D
hehe...
Nek ning nggonku, pak rt wis sepuh wegah urusan karo taon baru, tp akibatnya terjadi pe nyumetan mercon, baik tipe sos, dor, maupun sos dor secara sporadis
hehe...
Nek ning nggonku, pak rt wis sepuh wegah urusan karo taon baru, tp akibatnya terjadi pe nyumetan mercon, baik tipe sos, dor, maupun sos dor secara sporadis
Post a Comment